BAB 1
PENGERTIAN
Nematoda berasal dari kata nema:
benang dan oidos : bentuk. Pada classis nematoda, kutikulanya polos atau
bercicin-cincin, kebanyakan mempunyai bulu-bulu kaku, tidak bersilia. Kutikula
adalah modifikasi epidermis ke arah superficial. Di bawah epidermis terdapat
lapisan otot yang hanya terdiri atas serabut-serabut longitudinal saja.
Lumen pharynx dalam penampang
melintangnya berbentuk triradial. Oragan excretoria tidak tersusun atas
protonephridia, tetapi terdiri atas: 1 atau 2 sel glanduler atau canalis
excretorius atau keduanya.
Kebanyakan bersifat gonochoristis.
Gonade tunggal atau sepasang berbentuk tubuler; saluran kelamin jantan bermuara
pada intestinum, sedang saluran betina mempunyai lubang muara keluar sendiri.
Nematoda dikenal dengan sebutan “roundworms” atau cacing gelang.
Cacing ini sangat aktif, ramping, biasanya kedua ujungnya runcing, dan
mempunyai mulut dan anus, jadi mempunyai saluran pencernaan yang lengkap.
Rongga tubuh disebut “pseudoselom”.
Dua diantaranya yang terkenal adalah Ascaris
lumbricoides, cacing gelang pada usus manusia dan Entrobius vermicularis, cacing kremi pada anak kecil.
Di antara semua aschelminthes, filum
nematoda mempunyai anggota paling banyak, dikenal 10.000 spesies. Sebagian
besar spesies dari nematoda hidup bebas, baik di laut, air payau, air tawar dan
tanah; dari daerah kutub yang dingin sampai tropis; di berbagai habitat seperti
padang pasir dan laut dalam, serta sejumlah spesies yang hidup parasitik pada
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jadi penyebarannya luas sekali. Pada lumpur laut pernah
dijumpai 4 juta cacing nematoda per m², di tanah perairan 100 juta cacing jenis
teres-terial per m², ikan sangat terkenal karena banyaknya cacing yang
menginfeksi. Jenis parasit juga cukup banyak , dan menyerang tumbuhan dan
hewan, sehingga acap kali merugikan petani dan peternak.
BAB II
KLASIFIKASI KELAS NEMATODA
Nematoda merupakan organisme yang
mempunyai struktur sederhana. Tubuh panjang slindris tertutup kutikula, saluran
pencernaan lurus dan lengkap, tubuh berupa tebung yang disebut dengan pseudocoelomate.
Nematoda dewasa tersusun oleh ribuan sel-sel somatik, ratusan sel diantaranya
membentuk reproduksi.
Nematoda merupakan binatang yang
mempunyai tiga lapisan tubuh (tripoblastik) atau terdiri dari tiga lapis
blastula, lapisan ini terbentuk dan berkembang di dalam telur. Memiliki dinding
tubuh yang terdiri dari kutikula luar, lapisan antara, hypodermis, dan bagian
dalam otot membujur. Kutikula merupakan bagian dinding tubuh bagian luar.
Epidermisnya tipis tetapi membentuk
empat tali longitudinal. Di bawah epidermis terdapat satu lapis serabut otot
yang terbentang secara longitudinal dan dibagi oleh tali-tali menjadi 4
kuadrans. Saluran pencernaan makannya lengkap, lurus, mulut dan anus terdapat
pada ujung yang berbeda. Diantara dinding tubuh dan saluran pencernaan terdapat
ruangan atau rongga yang disebut pseudosoel. Tidak memiliki organ sirkulasi dan
respirasi. Organ ekskresinya sederhana.
Sejumlah besar spesies nematoda hidup
sebagai endoparasit, tidak ada eksoparasit. Sebagai endoparasit memerlukan satu
inang atau lebih. Endo parasit pada ikan seperti Spinitectus, Cammalanus longitridentatus ataupun Philometra sanguinea.
Kelas nematoda terdiri dari beberapa
spesies tidak hanya bersifat parasit terhadap manusia, namun juga terhadap
binatang. Nematoda yang termasuk parasit hanya dapat makan dari jaringan
tanaman yang masih hidup, dengan menyerap cairan sel atau jaringan inangnya
dengan menggunakan alat penusuk dan penghisap di rongga mulutnya atau dikenal
dengan “stylet”. Sebagian
besar nematoda parasit menyerang akar atau bagian tanaman di bawah permukaan
tanah, walaupun ada juga yang menyerang batang, tunas, daun, bungan dan biji.
Nematoda parasit yang umumnya bersifat
menetap seperti Meloidogyne sp,
Rotylenchus reniformis dan gobodera sp. Jenis spesies ini ditemukan dalam jaringan akar
dalam keadaan sudah berubah bentuk dari cacing menjadi membulat (seperti bentuk
botol). Sebagian besar species Globodera sudah membentuk sista menempel dengan
bagian anterior, tubuhnya menyusup dalam korteks, sedangkan bagian posteriornya
di luar jaringan akar (semi endoparasit). Bentuk sista membulat (globular atau
spheroid), warnanya sebagian besar kuning emas, sebagian lagi putih dan kuning
tua sampai coklat.
Parasit penting pada manusia termasuk
whipworms, cacing cangkuk Hookworms, Pinworms, Ascarids, dan
Filarids. Cacing gelang
lain yang penting adalah Caenorhabditis
elegans. Nematoda hidup sebagai endoparasit pada manusia dengan
inang perantara misalnya penyakit kaki gajah atau filariasis atau elaphantiasis
yang disebabkan oleh Wucheria bancrofti yang
memerlukan nyamuk sebagai inang perantara.
Nematoda parasit yang biasanya
menjangkiti pada hewan adalah Baylisascaris
yang mampu membunuh manusia juga. Haemonchus contortus adalah salah satu dari yang biasa
menyerang biri-biri seluruh dunia, menyebabkan tekanan ekonomi kepada peternak
biri-biri.
II.1 KELAS
NEMATODA
Pada kelas Nematoda sudah dikenal ada 17 Ordo,
dari tujuh ordo yang pertama dari ke-17 ordo yang tersebut di bawah ini
kebanyakan hidup bebas dan mempunyai tanda-tanda karakteristik sebagai berikut:
·
Ukuran
relative kecil, kecuali Ordo Mermithoidea
·
Jelas
mempunyai bulu-bulu kaku yang bersifat sensoris atau mempunyai papillae pada
ujung anterior yang tersusun dalam gelang-gelang atau lingkaran-lingkaran tertentu
·
Amphid
relative besar
·
Ada glandula
adhesive caudalis
a)
Kelas
1. Aphasmida (Adenophorea)
Phasmid tidak ada, amphid besar,
kebanyakan hidup bebas.
Ordo 1: Cromadorida
Hidup bebas, amphid
spiral dan melingkar, kantung oesophagus terbagi menjadi tiga bagian, hidupnya
di laut dan air tawar. Kebanyakan hidup di laut, bersifat aquatis, cuticula
halus atau tersusun dalam cincin-cincin, capsula buccalis dilengkapi dengan
gigi-gigi dan pharynx ujung posteriornya membesar.
Contoh :
Chromadora sp, Wilsonema dan Monhystera
Ordo 2: Enoploidea
Pada Enoploidea
tidak ada cincin-cincin cuticula, tetapi cuticula halus, seringkali dilengkapi
dengan bulu-bulu kaku. Pada bagian ujung anterior terdapat 6 papillae labiales,
10 atau 12 bulu-bulu kaku di dalam 1 atau 2 gelang-gelang atau lingkaran,
sepasang celah cephal, dan amphid berbentuk cyathiform, hidup bebas di laut.
Oeshophagus terbagi menjadi dua bagian, amphid berbentuk kantung panjang atau
seperti tabung, hidup bebas dan parasit di laut, air payau, dan air
tawar
Contoh :
Metocholaimus pristiurus,
hidup bebas di laut di benua Amerika Utara dan Eropa, Enoplus dan Nygolaimus
Ordo 3 :
Dorylamoidea
Dorylamoidea
umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus, tanpa bulu-bulu
kaku, ujung anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-masing terdiri
atas 6 dan 10 papillae, amphid cyathiform, pharynx bersifat muscular dan jarang
bagian posteriornya membesar,
contoh : Dorylaimus sp.
b)
Phasmida
(Secernatea)
Pada ekor terdapat sepasang lubang
phasmid, amphid seperti lubang.
Ordo 1: Araeolaimoidea
Adanya 4 bulu kaku
di daerah kepala, cuticula licin, kadang-kadang dengan bulu-bulu kaku, ada
papillae labials, amphid berbentuk spiral.
Contoh :
Araeolaimus sp.
Ordo 2 :
Rhabdiasoidea
Rhabdiasoidea yang bersifat gonochoristis
adalah hidup bebas sedang yang bersifat hermaprodit atau parthenogenesisi
adalah bersifat parasit. Terdiri dari 2 famili. Oesophagus 3 bagian, terutama
pada larva, hidup bebas dan parasit
§ Rhabdiacidae, yang
bersifat parasit dalam pulmo Amphibia dan reptilian
§
Strongyloididae.
Contoh :
Rhabdias bufonis dan Diplogaster
Ordo 3 : Strongylida
Parasit pada vertebrata darat, mempunyai mulut yang
tanpa labia tetapi seringkali terdapat corolla, cacing betina umumnya mempunyai
ovejector dan cacing jantan mempunyai bursa copulatrix yang di sokong oleh 13
jari-jari otot, parasit pada vertebrata darat
Contoh : Strongylus vulgaris
Ordo 4 : Ascarida
Parasit pada siput
darat, serangga dan vertebrata, mempunyai mulut yang dibatasi oleh 3 labia,
pharynx tanpa bulbus posterior atau jika ada tidak bervalvula.
Contoh : Ascaris lumbricoides
Ordo 5 : Spirudida
Umumya mempunyai 2
labia laterals yang kadang-kadang masing-masing terdiridari 4-6 papillae,
seringkali terdapat interlabia yang berfungsi sebagai alat muscular.
·
Parasit pada vertebrata
( Dracunculus dan Wucheria )
·
Parasit pada
ikan ( Cammalanus dan Spinitectus )
Contoh : Spirura talpae
Ordo 6 :
Mermithoidea
Stadium larva
Mermithoidea bersifat parasit pada Avertebrata, umumnya hidup bebas dalam
tanah, bersifat terrestrial aquatis dalam air bersifat aquatis terutama air
tawar, Mermithoidea dewasa tubuhnya halus, berbentuk filiform, panajng 50cm
atau lebih pendek, umumnya ada 16 papillae, cacing-cacing jantan lebih kecil daripada yang betina dengan
1 tau 2 spiculae dan dengan beberapa papillae genetales pada ujung
posteriornya, bersifat gonoshoristis atau parthenogenesis.
Contoh : Mermithonema entomophilum, Paramermis contorta (bersifat aquatis).
Ordo 7 :
Monhysteroidea
Amphid circuler,
bersifat aquatis dan terestrial, tetapi yang hidup di laut umumnya cincin
cuticulanya halus dan terkadang terdapat bulu-bulu kaku yang tersebar, ujung
anterior tubuh terdapat 4,6 atau 8 bulu-bulu kaku, ovarium tunggal atau
sepasang.
Contoh :
Monhystera sp.
Ordo 8 :
Demoscolecoidea
Cuticulanya jelas
bercincin-cincin dengan bulu-bulu kaku di seluruh bagian tubuh atau hanya pada
bagian-bagian yang menyempit saja. Amphid berbentuk bulan sabit atau setengah
bola, hidup di laut.
Contoh :
Demoscolex sp. Dan Greeffiela sp.
Ordo 9 : Rhabtitoidea
Hidup bebas tau
bersifat parasit, cuticula halus atau bercincin-cincin, amphid kecil berbentuk
kantong, glandula adhesive caudalis tidak ada, tetapi phasmid ada
Contoh :
Rhabdites coarctata
Ordo 10 : Oxyuroidea
Mempunyai pharynx
dengan bulbus posterior, cacing betina dengan ekor yang panjang, cacing jantan
mempuyai 1 spicula atau 2 spiculae yang equal, bersifat zooparasite obligat
terutama pada vertebrata, di derah kepala terdapat 8 atau 10 papillae yang
tersusun dalam 1 lingkaran, umumnya terdapat 3 atau 6 labia, amphid berbentuk
kantong tubuler.
Contoh :
Leidynema appendiculata.
Ordo 11 : Dracunculoidea
Berbentuk filiform
tanpa labia, terdapat 8 bulu-bulu kaku yang tersusun dalam 1 lingkaran atau 2
lingkaran dengan masing-masing bulu kaku.
Contoh : Dracunculus modinensis.
Ordo 12 : Filarioidea
Bersifat filiform,
cacing jantan lebih kecil daripada cacing betina, labia atau capsula buccalis
tidak ada atau rudimeter,
Contoh : Wuchereria bancrofti
Ordo 13 : Trichuroidea
Bagian anterior
bersifat filiform, mulut tanpa labia, pharynx langsing, cacing jantan tanpa
alat kopulasi atau dengan cirrus, kadang-kadang ada 1 spikula.
Contoh : Trchuris ovis
Ordo 14 : Dioctophymoidea
Mulutnya tanpa
labia, tetapi dikelilingi oleh 6, 12 atau 18 papillae, pharynx panjang tanpa
bulbus, dinding dalam bersifat muscular berbentuk seperti genta.
Contoh : Dioctophyme renale.
BAB II
CIRI MORFOLGIS
DAN CIRI ANATOMIS
II.1 CIRI
MORFOLOGIS
1. Cacing dewasa memiliki ukuran berbeda-beda, mulai
dari 2 cm sampai lebih dari 1 meter.
2. Bentuk bulat panjang seperti benang, tidak
bersegmen, kulit seperti kutikula.
3. Tubuh simetris bilateral, tidak bersegmen-segmen,
tidak mempunyai extremitas (anggota gerak)
4. Dinding badan terdiri atas 3 lapis dermoblast
5. Tidak memiliki ruas
6. Mempunyai rongga tubuh semu
7. Mulutnya terdapat di bagian anterior, dilengkapi
dengan bibir, sedangkan anus menjulur sedikit di belakang
8. Merupakan binatang yang mempunyai tiga lapisan
(triploblastik) atau terdiri dari tiga lapis blastula (lapisan ini terbentuk
dan berkembang di dalam telur).
9. Cacing jantan lebih kecil dari cacing betina,
biasanya ujung posterior melengkung ke
depan. Pada beberapa spesies memiliki spekulum serta ursa kopulasi.
10. Tubuhnya transparan dan tidak berwarna
11. Mempunyai kepala, ekor, dinding dan rongga badan
yang disebut pseudoselom, saluran pencernaan makanan, sistem saraf, sistem
ekskresi serta sistem reproduksi terpisah akan tetapi tidak memiliki sistem
sirkulasi darah.
12. Tidak menmiliki sistem sirkulasi darah
13. Rongga badan menyusut ke pseudeselom sempit
14. Memiliki pseudeselom yang luas dan berisi cairan
yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik dan menunjang gerak cacing
15. Lapisan epidermis menghasilkan lapisan kutikula
yang melindungi tubuhnya dari kekeringan, serta membantu dalam bergerak
16. Memiliki alat indera yang disebut papilla
17. Nematoda parasit tanaman biasanya mempunyai stilet
18. Reproduksi umumnya dengan cara bertelur, akan
tetapi ada pula yang vivipar atau secara partenogenesis.
19. Dalam siklus hidupnya terjadi tiga stadium yaitu
telur, larva, dan dewasa.
20. Seekor cacing betina bertelur antara 20-200.000
butir perhari.
gambar 1. Struktur
morfologi nematoda
II.2 CIRI
ANATOMIS
Bentuk tubuh
nematoda panjang, langsing, silindris, dan dalam penampang melintangnya berbentuk circuler. Ada
2 type umum bentuk badan yaitu fusiform,
ialah berbentuk bulat panjang, bagian tengahnya merupakan bagian yang terlebar
dan runcing ke arah ujung-ujungnya, ujung posterior umumnya lebih pipih dan lebih runcing daripada ujung anterior, dan
pada Rhabditis filoformis
tubuh sangat langsing. Type yang kedua adalah filiform, berbentuk seperti
benang, dan diameter penampang melintang pada seluruh bagian tubuh adalah sama
tidak memipih ke arah ujungnya. Nematoda type filiform lebih sedikit dari type
fusiform dan terutama meliputi anggota-anggota Mermythidae fillarioidea, dan genus Capillaria. Variasi-variasi bentuk lain ialah pendek, gemuk,
pyriform atau oval. Contohnya cacing-cacing betina yang bersifat parasit dari
genus Heterodera, dan ada
juga type Trichurin ialah
suatu bentuk yang bagian anterirnya filiform, sedang bagian posteriornya
fusiform. Pada umumnya cacing jantan tubuhnya lebih kecil daripada tubuh cacing
betina, dan ujung posteriornya :
1. pada bagian ventralnya terdapat specula dan bursa,
sedang pada yang betina tidak ada.
2. umumnya melengkung.
Jenis cacing yang hidup bebas di air tawar dan
darat biasanya kurang dari 1 mm, sedangkan spesies laut dapat mencapai panjang
5 cm. Dilihat dari arah anterior, tampak bahwa daerah mulut dan sekitarnya
adalah simetri radial atau biradial. Diduga hal ini merupakan bukti bahwa nenek
moyang nematoda adalah sessile.
Mulut terletak di
ujung anterior, dan umumnya dilengkapi dengan 6 labia. Tiap labium mempunyai
papilla yang bersifat sensoris. Pada Nematoda yang bersifat parasit dan terrestrial,
jumlah labia itu mereduksi, tinggal 3 labia, yaitu 1 didorsal dan 2
ventrolateral, atau tinggal 2 di bagian lateral, atau mereduksi semuanya.
Kadang-kadang diantara labia tersebut terdapat bulatan-bulatan atau lobi kecil
yang disebut interlabia. Pada
beberapa golongan tertentu labia itu telah mengalami modifikasi. Contoh : pada
Nematoda terrestrial, yaitu pada Acrobeles
dan Wilsonema labia telah
berubah menjadi tonjolan berbentuk bulat atau conus ke arah depan dan disebut probolae.
Pada kebanyakan Strongylidae, labia telah berubah
menjadi :
1. bangunan sebagai leher baju yang tegak, yang
permukaan dalamnya terbagi atas beberapa sampai banyak lobi, yaitu lebih
daripada 40 lobi.
2.
bangunan
sebagai gigi yang disebut Corona
radiate atau daun mahkota.
Di samping adanya labia pada ujung
anterior, terdapat juga specialisasi cuticuler di bagian ini, di sebelah luar
labia, terutama pada ordo Spiruroidea.
Pada beberapa genera dari famili Physalopteridae juga mempunyai corona radiata, sedang
pada familia Acuariidae terdapat
2,4 atau 6 buah penebalan cuticuler longitudinal atau menggrombol yang disebut Cordon atau Epaulet. Lain bentuk modifikasi
cuticuler yang terdapat pada ujung anterior, ialah yang disebut amphid. Amphid adalah modifikasi
cuticuler pada bagian ujung anterior, yang berbentuk sulci, berfungsi sebagai
chemoreceptor, berjumlah sepasang dan dilengkapi oleh suatu kelenjar dan
akhiran-akhiran saraf.
Amphid
merupakan alat indra yang sangat karakteristik pada Nematoda. Amphid ini sangat
jelas pada Nematoda aquatis, terutama yang hidup di laut, sedang pada yang
bersifat terrestrial dan parasit, amphid mereduksi. Ada 3 macam bentuk amphid
yaitu :
1) Type Cyathiform, terdapat pada ordo Enoplodia, berbentuk sebagai
kantong atau saku yang berlubang atau bercelah.
2) Type spiral, adalah karakteristik pada ordo Chromodoroidea dan Araeolaimoidea.dari type ini
terdapat variasi bentuk yaitu dari suatu spiral pada beberapa putaran sampai
bentuk-bentu bulan sabit dan jerat.
3)
Type
circuler, adalah berbentuk discus dan hanya terdapat pada ordo Monhysteroidea.
Pada umumnya permukaan tubuh Nematoda
itu rata atau halus atau licin, terutama golongan yang bersifat parasit, tetapi
kadang-kadang terdapat specialisasi cuticuler, seperti : bulu-bulu kaku,
spiral, bintil-bintil atau kutil, papillae, bintik-bintik, garis-garis atau
berkas, dan rigi-rigi atau annuli. Contoh-contohnya ialah pada Nematoda laut
familia Epsilonematidae
dan Draconematidae, pada
bagian posterior badannya terdapat sepasang deretan bulu-bulu kaku berongga,
yang disebut setae ambulatores.
Modifikasi cuticuler tidak hanya
terjadi pada ujung anterior, tetapi juga terjadi pada ujung posterior, yaitu
terbentuknya sepasang kantong cuticuler yang menyerupai amphid, yang disebut phasmid
oleh cobb.
Gambar 2 type-type Nematoda
Keterangan:
A.
Type
fusiform, contoh: Tocascaris leonine
B. C Type
filiform, contoh: Capillaria brevis jantan (B)
Capillaria brevis betina (C)
D.
Type
campuran, yaitu: tubuhnya sebagian fusiform dan sebagian lagi filiform. Contoh:
Trichuris trihiura.
E.
Rhabditis
filiformis dengan ekornya ramping atau langsung.
F.
Heterodera
schachtii betina yang telah masak.
G.
Ujung
anterior untuk menunjukkan adanya alae cervicales.
1. Alae cervicales
2. Anus
3. Bagian anterior tubuh yang langsung
4. Pharynx
5. Intestinum
6. Vulva
7. Cauda
Dinding
badan berturut-turut dari luar ke dalam terbagi atas 3 lapisan, yaitu:
a. Hyalin, sebagai lapisan cuticula noncelluler
b. Lapisan subcuticuler dan
c. Lapisan sel-sel otot
Pada cuticula
terdapat garis-garis transversal halus, teratur dan supervisial atau
kadang-kadang ada annuli. Lapisan subcuticuler terdiri atas matrix syncytial
yang tipis. Lapisan sel-sel otot ada selapis terletak di bawah lapisan
subcuticuler.
Adanya perbedaan
susunan otot-otot somatic, yang nampak jelas pada penampang melintangnya adalah
ciri khas pada golongan-golongan Nematoda tertentu, dan pada clasis ini ada 3
type yaitu:
a. Polymyaria, pada type ini jumlah sel-sel banyak
dan menonjol kedalam rongga badan. Type ini terdapat pada familia Ascaridae.
b. Meromyaria, pada type ini jumlah sel-sel sedikit,
pada tiap-tiap ¼ (seperempat) bagian penampang melintang hanya ada 2 atau 3
sel-sel otot. Type ini terdapat pada familia Oxyuridae dan
Ancylostomatidae.
c. Holomyaria, pada type ini sel-sel kecil dan
banyak, dan merupakan bulatan kecil yang terletak dalam bagian yang sempit.
Type ini terdapat pada familia Trchuridae.
Bentuk papila
bervariasi, dari sederhana sampai seperti bulu burung. Tubuh tertutup kutikula
yang lebih kompleks dari pada aschelminthes yang lain. Di bawah kutikula terdapat
lapisan epidermis, biasanya selular, namun pada beberapapesies sintial.
Cytuplasma epidermis pada nematoda melebar dan mendesak pseudoselom sepanjang
garis middorsal, midventral dan kedua midlateral. Semua nulkei epidermis
terdapat dalam keempat jalur tersebut dan secara khusus tersusun dalan barisan.
Pada dinding tubuh
nematoda hanya ada otot longitudinal. Pseudocoelom pada nematoda luas dan
berisi cairan yang antara lain berfungsi sebagai rangka hidrosatik, dan
menunjang gerak cacing yang meliuk-liuk seperti ular. Organ untuk pernapasan
dan peredaran darah tidak ada.
gambar 2. Struktur anatomi phylum nematode
BAB III
SISTEM FISIOLOGI
III.1 REPRODUKSI
Dalam filum
nematoda reproduksi selalu dilakukan secara seksual. Umumnya dioecious, dan
jantan ditandai dengan ekor berbentuk kait, berukuran lebih kecil dari betina.
Alat repoduksi jantan terdiri atas testis, rongga vesika, seminalis, dan sebuah
lubang kelamin. Alat reprodusi betina terdiri atas ovarium, receptacolom
seminalis, uterus, vagina, pulpa. Telur yang telah dibuahi akan menetas ± 8
hari dan menjadi larva yang besarnya 0,2 mm kemudian menjadi dewasa setelah 4
minggu. Pembuahan terjadi di dalam uterus, telur yang telah dibuahi mendapat
cangkang yang tebal dan keras. Permukaan cangkang dihiasi ukiran yang spesifik untuk masing-masing
spesies, hingga bentuk telur dipakai untuk identifikasi infeksi parasit dari
pengamatan tinja penderita.
Sistem reproduksi
cacing betina terdiri dari satu atau dua gulungan tubulus yang menyatu
membentuk suatu vagina yang bermuara keluar melewati vulva. Vulva biasanya
terletak di bagian anterior tubuh. Ujung distal tubulus tersebut diatas
membentuk ovarium, bagian-bagian selanjutnya adalah oviduk, dan sisanya adalah
uterus. Bagian anterior yang berkelenjar dari uterus mempunyai aktifitas
metabolik dan sintetik yang tinggi. Lipida cenderung melimpah pada organ
reproduksi baik pada yang jantan maupun betina.
Bentuk telur pada
nematoda sangat bervariasi. Kulit telur terdiri dari tiga lapis pokok. Paling
luar atau lapisan vitelina adalah submikroskopik dan kemungkinan berasal
dari oolema. Lapisan tersebut diselubungi oleh lapisan uterina. Berikutnya
adalah lapisan kitinosa merupakan lapisan yang paling jelas dan
mengandung berbagai macam jumlah kitin. Paling dalam adalah lapisan lipida
yang dibentuk paling akhir, dan diduga bertanggung jawab terhadap
impermeabilitas kulit telur. Protein pada kulit telur mengandung kira-kira 35%
prolina.
Pembelahan
telur-telur Nematoda yaitu melalui perkembangan embrio melalui beberapa stadia
yaitu :
·
Stadium
morula, yang berbentuk ellipsoid.
·
Stadium
blastula.
·
Stadium
gastrula, dengan cara invaginasi terbentuk stomodaeum, dan embrio memanjang.
·
Stadium
cacing muda yang berubah menjadi dewasa.
Cacing jantan
mempunyai organ reproduksi yang juga merupakan modifikasi dari gulungan tabung
yang panjang. Cacing nematoda biasanya hanya mempunyai satu testis, yang berada
di ujung distal tabung yang melanjutkan sebagai vas deferens dan bersatu dengan
ujung bawah usus pada kloaka. Sebelum persatuan itu, vasdeferens melebar
membentuk vesikula seminalis sebagai kantung penyimpanan sperma.
gambar 3. nematoda
jantan dan nematoda betina
III.2 SISTEM
PENCERNAAN MAKANAN
Kebanyakan nematoda
yang hidup bebas karnivor dan memakan metazoa kecil, termasuk jenis nematoda
yang lain. Spesies lain baik laut maupun air tawar adalah phytophagus, memakan
diatom, ganggang dan jamur. Spesies terestrial merupakan hama tanaman
komersial. Ada pula spesies laut, air tawar dan terestrial “deposit feeder”,
memakan lumpur dan memanfaatkan bakteri dan bahan organik yang terkandung dalam
lumpur. Beberapa spesies memakan sampah organik seperti kotoran hewan, bangkai
dan tanaman busuk.
Nematoda yang bersifat
parasit, memperoleh makan dari hospesnya. Cara-cara memperoleh makanan ini
antara lain:
a. Dengan menghisap darah, contoh : Ancylostoma.
b. Dengan merusak jaringan hospes, contoh : Trichuris.
c. Dengan memakan atau menghisap sari-sari makanan
dalam intestinum hospes, contoh : Ascaris.
d. Dengan mengabsorbsi sari-sari makanan dari cairan
tubuh hospes, contoh : Fillaria.
Makanan masuk
melalui mulut à pharinx à esopagus à usus halus àrekton pendek à anus. Saluran pencernaan nematoda berupa tabung
sederhana terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam lapisan tunggal. Mulut
menuju ke kapsul bukalis (tidak selalu ada), kemudian ke esofagus yang berotot
yang selanjutnya ke usus. Tonjolan-tonjolan kecil dinamakan mikrovili melapisi
permukaan dalam usus telah ditemukan pada beberapa spesies. Anus terdapat hampir
diujung posterior cacing, dan sebuah pelebaran yang dinamakan rektum terletak
tepat di anterior anus. Sel-sel usus biasanya kaya akan mitokondria, kompleks
golgi, ribosom, glikogen, protein, lipida, dan retkulum endoplasmik. Sel- sel
kelenjar di daerah mulut dan anus berfungsi mensintesis protein dan
mukopolisakarida, dan hasilnya dikeluarkan ke dalam saluran pencernaan atau
langsung keluar tubuh.
III.3 SISTEM
SYARAF
Lingkaran cincin syaraf
mengelilingi oesophagus merupakan otak, dan berhubungan dengan enam benang
syaraf anterior yang pendek dan enam benang syaraf posterior. Alat indera pada
nematoda adalah papila, setae dan amphid. Setae terdapat di kepala dan
seluruh permukaan tubuh. Amphid di jumpai pada nematoda yang hidup bebas,
terutama spesies laut. Amphid ialah lubang kutikula yang buntu dan
bercilia, berfungsi sebagai chemoreceptor. Bentuk dari amphid bermacam-macam
karena itu di gunakan untuk identifikasi. Banyak nematoda yang mempunyai phasmid
pada bagian ekornya, yaitu sepasang kelenjar uniseluler yang bermuara di
kedua sisi lateral tubuh cacing, berfungsi sebagai chemoreseptor. Beberapa
spesies laut dan air tawar mempunyai bintik mata.
III.4 ALAT
EKSKRESI
Alat ekskresi
nematoda bukan protonephridia, melainkan suatu sistem sel kelenjar, dengan atau
tanpa saluran yang terletak pada anterior. Pseudecoelom terisi hemolimpha yang
mengandung berbagai substansi yang terlarut didalamnya, mungkin juga
hasil-hasil excresi. Hasil axcresi itu antara lain nitrogen sebagai ammonia,
asam urat, ureum, yang akan dikeluarkan dari tubuh melalui porus excretorius.
Pada spesies laut
biasanya terdapat satu atau dua sel kelenjar yang besar, tanpa saluran,
terletak dekat pharinx dan mempunyai sebuah lubang ekskresi, disebut kelenjar
renette. Jenis lain mempunyai sistem kelenjar dengan saluran, seperti bentuk
huruf H.
gambar 4. organ ekskresi pada nematoda
III.5 SISTEM
PERNAPASAN
Nematoda tidak
mempunyai organ pernapasan yang spesial. Respirasi dilakukan secara anaerob.
Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam
lemak yang di ekskresikan melalui kutikula. Haemoglobin terjadi pada cairan
perivisceral beberapa parasitik nematoda. Ini terbentuk dengan terang oleh
organisme, selama ini berbeda dari haemoglobin tuan rumah, dan haemoglobin dari
sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi pada dinding tubuh dan cairan
periviscera.
111.6 SISTEM
OTOT
Nematoda
mempunyai dua macam otot :
1.
Somatik (yang
tidak mengkhusus) yang terdiri dari satu lapis langsung di bawah hipodermis.
2.
Khusus, yang
memiliki berbagai fungsi, tergantung pada lokasinya, sebagai contoh otot
spikuler berguna untuk mengeluarkan spikulum pada yang jantan.
Otot-otot dinding
tubuh terletak longitudinal dan bertanggung jawab untuk melakukan gerakan cacing
seperti ular. Zona yang banyak berserabut pada setiap ujung serabut otot
melekat pada hipodermis, sedangkan ujung lain yang kurang berserabut dari sel
otot itu dihubungkan dengan batang-batang syaraf dorsal maupun ventral, yang
akan memberi stimulasi motor kepada otot-otot tersebut. Bagian yang non
kontraktil dari otot somatik bertindak sebagai penyimpan glikogen. Diantara
lapisan otot dan saluran pencernaan terdapat rongga tubuh yang dikenal sebagai
pseudoselom, yang berfungsi sebagai kerangka hidrostatik.
III.7 SISTEM
GERAK
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya
otot-otot yang terdapat pada dinding tubuh. Otot-otot itu terletak diantara
tali epidermal, dan membujur sepanjang tubuh. Otot-otot itu terbagi menjadi
empat kuadran, dua kuadran terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi
ventral. Kontraksi dan relaksasi daari otot-otot menyebabkan tubuh cacing
memendek dan memanjannng. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot
menyebabkan cacing bergerak dengan cara meliuk-liuk.
BAB IV
PERANAN NEMATODA
Nematoda mempunyai peranan :
1. Nematoda mampu memodifikasi lingkungan dan
menyediakan unsur hara bagi organisme lain.
2. Nematoda dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit
tifus dan sebagai bahan kosmetik dalam bentuk tepung untuk menghaluskan kulit.
Di Cina dimanfaatkan sebagai bahan campuran kue. Di Indonesia digunakan untuk
makanan ternak.
3. Berperan dalam sustainable agriculture yang
berprinsip mengurangi pupuk kimia yang mencemari lingkungan dan polusi air tanah yang akan mempengaruhi
kahidupan organisme perairan.
4. Nematoda berperan sebagai parasit pada tanaman dan
hewan.
5. Merupakan parasit pada manusia dan mamalia di
Afrika dan Asia. Larvanya terdapat dalam tubuh cyclops di perairan tawar.
BAB V
KESIMPULAN
v Di antara semua aschelminthes, filum nematoda
mempunyai anggota paling banyak, dikenal 10.000 spesies. Sebagian besar spesies
dari nematoda hidup bebas, baik di laut, air payau, air tawar dan tanah; dari
daerah kutub yang dingin sampai tropis; di berbagai habitat seperti padang
pasir dan laut dalam.
v Bentuk tubuh nematoda panjang, langsing,
silindris, dan pada beberapa jenis menjadi pipih ke arah posterior. Jenis
cacing yang hidup bebas di air tawar dan darat biasanya kurang dari 1 mm,
sedangkan spesies laut dapat mencapai panjang 5 cm.
v Reproduksi selalu seksual,umumnya dioecious, dan
jantan ditandai dengan ekor berbentuk kait, berukuran lebih kecil dari betina.
Pembuahan di dalam uterus, telur yag telah dibuahi mendapat cangkang yang tebal
dan keras.
v Kebanyakan nematoda yang hidup bebas karnivor dan
memakan metazoa kecil, termasuk jenis nematoda yang lain. Spesies lain baik
laut maupun air tawar adalah phytophagus, memakan diatom, ganggang dan jamur.
v Lingkaran syaraf mengelilingi oesophagus merupakan
otak, dan berhubungan dengan enam benang syaraf anterior yang pendek dan enam
benang syaraf posterior. Alat indera pada nematoda adalah papila, setae dan
amphid.
v Alat ekskresi nematoda bukan protonephridia,
melainkan suatu sistem sel kelenjar, dengan atau tanpa saluran. Pada spesies
laut biasanya terdapat satu atau dua sel kelenjar yang besar, tanpa saluran,
terletak dekat pharinx dan mempunyai sebuah lubang ekskresi, disebut kelenjar
renette.
v Nematoda tidak mempunyai organ pernapasan yang
spesial. Haemoglobin terjadi pada cairan perivisceral beberapa parasitik
nematoda.
BAB VII
GLOSARI
Ø Acelom :
Rongga badan
Ø Amphid :
Modifikasi cuticuler pada ujung anterior tubuh
Ø Anastomase :
Bagian sepanjang lateral tubuh yang membentuk suatu
Ø Anterior : Di
daerah kepala anterior, tetapi pada ujung posterior
juga,
yaitu anyaman
Ø Auricula : Akhiran
syaraf pada seluruh permukaan tubuh,
terutama
berbentuk bulat atau conus ke arah depan
Ø Circuler :
Bentuk melingkar columner
Ø Conus :
Perubahan labia menjadi tonjolan yang berbentuk bulat
Ø Cordon :
Penebalan cuticula longitudinal (menggerombol)
Ø Corona radia :
Bangunan sebagai gigi
Ø Cuticula :
Modifikasi epidermis ke arah superficral
Ø Cyathiform :
Bentuk amphid, yang bentuknya seperti kantong atau
Ø Deposit feeder : Memperoleh
makan dengan menyaring makanan di
daerah
kepala pada bagian-bagian yang menonjol ke
dindingnya
terdiri atas selapis sel-sel epithelium
Ø Extremitas :
Anggota gerak
Ø Filiform : Type
bentuk Nematoda seperti benang filiform, sedang
bagian
posteriornya fusiform
Ø Fusiform :
Type bentuk Nematoda yang berbentuk bulat panjang
Ø Gonochoristis :
Gonad tunggal atau sepasang berbentuk tubuler
Ø Interlabia :
Bulatan-bulatan kecil pada labia
Ø Intestinum :
Saluran pipih dan melanjutkan din sebagai rectum,
Ø Kelenjar renette : Kelenjar
yang tidak memiliki saluran lateral
menyerupai
amphid
Ø Mikrovili :
Tonjolan-tonjolan kecil
Ø Papilla :
Alat indera pada Nematoda
Ø Parasit :
Bersifat merugikan
Ø Phasmid : Modifikasi
cuticuler yang tidak hanya terjadi pada
ujung
Ø Probolae :
Labia yang mengalami modifikasi menjadi tonjolan
Ø Protonephridium : Sel-sel
berambut getar yang terdapat di sepanjang
bagian
Ø Pseudocoelom : Rongga
badan pada Nematoda saku, yang berlubang
atau
bercelah sampai ke anus, yang bermuara keluar pada
permukaan
Ø Stylet : Alat
penusuk dan penghisap yang terletak di rongga
mulut
tepi badan terbentuknya sepasang kantong
cuticuler
yang
Ø Tractus digestivus : Saluran sederhana yang memanjang mulai dari mulut
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat
Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga Jakarta.
Suhardi. 1983.
Evolusi Avertebrata. Yogyakarta : UI-Press
Suwignyo, Sugiarti, dkk. 1997. Avertebrata Air Jilid 1. Bogor :
fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
Radiopoetro. 1990.
Zoologi. Erlangga : Jakarta.
Petruck. Forum Tanya Jawab.
(Online) http://mail.uns.ac.id/%7EsubaQiya/struktur.
Di akses pada 23 April 2008.
itu materi dmn to bang ???
BalasHapuscopas yaa ???????????
sama donk.. . ?
haha